DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL DAN KEMISKINAN
Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan
Penghapusan
kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan pembagian pendapatan merupakan
inti permasalahan pembangunan. Walaupun titik perhatian utama pada
ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta kekayaan, hal tersebut hanyalah
merupakan sebagian kecil dari masalah ketidakmerataan yang lebih luas di
negara-negara sedang berkembang.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap masalah ketidakmerataan dan
kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis msalah pembangunan
yang lebih khusus seperti : pertumbuhan populasi; pengangguran;
pembangunan perdesaan; pendidikan; perdagangan internasional, dan sebagainya.
Secara umum yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang
mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita.
2. Inflasi, dimana pendapatan uang
bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi
barang-barang.
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
4. Investasi ditanamkam pada proyek-proyek yang padat modal,
sehingga persentase pendapatan dari dari harta tambahan besar dibandingkan
dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran
bertambah.
5. Rendahnya mobilitas sosial.
6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri subsitusi impor yang
mengakibatkan kenaikan
harga-harga barang
hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan lain, yang sering digunakan oleh para ekonom
adalah distribusi fungsional atau distribusi pangsa faktor produksi. Ukuran
distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa pendapatan nasional yang
diterima oleh masing-masing faktor produksi. Disamping memandang
individu-individu sebagai kesatuan yang terpisah, teori ukuran distribusi
pendapatan fungsional tersebut menyelidiki persentase yang diterima tenaga
kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan persentase dari pendapatan
nasional yang terdiri dari : sewa, bunga, dan laba.
Gambar di bawah
ini memberikan gambaran yang sederhana dari teori distribusi fungsional
tradisional. Misal dalam perekonomian hanya ada 2 faktor produksi yaitu
modal yang merupakan faktor produksi tetap dan tenaga kerja merupakan
satu-satunya faktor produksi variabel.
Berdasarkan asumsi pasar persaingan, permintaan akan tenaga kerja ditentukan
oleh Marginal Productnya (VMPL) sama dengan tingkat upah riil.
Tetapi, sesuai dengan prinsip marginal produk yang manurun, permintaan akan
tenaga kerja ini akan merupakan suatu fungsi yang menurun dari jumlah tenaga
kerja yang diperkejakan.
Kurve
permintaan akan tenaga kerja yang berslope negatif tersebut ditunjukkan oleh DL.
Sedangkan kurve penawaran tenaga kerja adalah SL, dan tingkat upah
keseimbangan akan sama dengan tingkat keseimbangan penggunaan tenaga
KEMISKINAN
Salah satu masalah yang cukup mendesak untuk diatasi oleh suatu negara adalah masalah kemiskinan. Untuk itulah ekonomi Indonesia memiliki TRILOGI pembangunan yang dalamnya ada poin pemerataan, meskipun sampai dengan saat ini rakyat yang masih hidup dalam kemiskinan masih cukup besar (+/- dari 100 orang Indonesia, 11 – 12 orang diantaranya masih miskin), namun untuk mengentaskan mereka terus diupayakan. Beberapa diantaranya adalah dengan program IDT ( Inpres Desa Tertinggal) dan kemitraan pengusaha besar dan pengusaha kecil yang dicanagkan oleh pemerintah.