Pendahuluan
A. Sudut Pandang Sejarah
Kronologi
berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam
kemampuannya untuk diterapkan dari suatu kondisi nasional ke kondisi lainnya,
sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam
bidang teori dan praktik di seluruh dunia. Sebagai permulaan, sistem pembukuan
berpasangan ( double entry bookkeeping ), yang umumnya dianggap
sebagai awal penciptaan akuntansi seperti yang Kita ketahui hari ini, berawal
dari negara-negara kota di Italia pada abad ke-14 dan 15.
Singkat
kata gagasan mengenai akuntansi pembukuan berpasangan mencapai kepulauan
Inggris perkembangan Inggris raya menciptakan kebutuhan yang tidak terelakan
lagi bagi kepentingan komersial Inggris. Perkembangan yang sama dan kurang
kelebih serupa juga terjadi ditempat lain. Misalnya untuk menyambut satu
diantara banyak tempat lain, model akuntansi Belanda digunaan juga di
Indonesia.
Seiring
dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paru pertama abad ke
20. Kerumitan masalah akuntansi muncul juga secara bersamaan. Berkebalikan
dengan sifat warisan akuntansi internasional tersebut adalah bahwa di banyak
Negara, akuntansi merupakan masalah nasional, dengan standard an praktik nasional
yang melekagt secara erat dengan hukum nasional dan aturan professional.
B. Sudut Pandang Kotemporer
Faktor
dalam mempelajari akuntansi internasional ini tumbuh dari perdagangan dan
pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam
teknologi informasi. Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing,
investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara
dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan
terhadap bisnis internasional.
Kemajuan
dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi
produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertikal tidak lagi
menjadi bukti model operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara global dan
seketika memberi makna bahwa produksi, termasuk jasa akuntansi, makin
dialihkontrakkan (outsourced) kepada siapa saja dengan ukuran apa
pun, di mana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam melakukan
suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar
timbal-balik yang menjadi karakter hubungan perusahaan dengan pemasok,
perantara, dan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global
dengan pemasok, pemasok dan pemasok, perantara, pelanggan dan pelanggan dari
pelanggan.
C. Pertumbuhan dan Penyebaran
Operasi Multinasional
Bisnis
internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri.
Kegiatan yang berakar dari masa lampau ini akan terus berlanjut tanpa terputus.
Ketika di masa lalu perdagangan jasa biasanya kalah penting jika dibandingkan
dengan perdagangan barang. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan
yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebih cepat daripada
perdagangan barang.
Topik
akuntansi yang utama berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah
akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan
Heineken melakukan ekspor sjumlah bir kepada sebuah importir Brasil dan
mengirimkan tagihan dalam mata uang real Brasil. Seandainya nilai real
mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran,
Heineken akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan
menghasilkan euro yang lebih kecil pada saat konversi setelah devaluasi
dibandingkan sebelum devaluasi.
D. Inovasi Keuangan
Dengan
deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan,
kerentanan dalam harga komoditas, valuta asing, kredit, dan ekuitas menjadi hal
yang biasa dewasa ini. Perputaran naik turunnya harga ini tidak serta-merta
langsung berdampak pada proses pelaporan internal, tetapi juga menghadapkan
perusahaan pada resiko menderita kerugian ekonomis. Hal ini memacu tujuan
aktivitas perusahaan dalam mengidentifikasikan resiko yang mereka hadapi
berasal dari kerentanan tersebut, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi
dan mengevaluasi hasil strategi manajemen resiko yang dijalankan.
E. Kompetisi Global
Faktor
lain yang turut menyumbangkan makin pentingnya akuntansi internasional adalah
fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk
membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah
hal yang baru. Hal yang baru adalah standar perbandingan yang kini melampaui
batas-batas nasional. Dalam penentuan acuan terhadap pesaing internasional,
seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan
memang benar-benar dapat dibandingkan. Sebagai contoh, alat ukur kinerja yang
sering digunakan adalah pengembalian atas ekuitas (Return on Equity).
F. Merger dan Akuisisi Lintas
Batas Negara
Seiring
dengan berlanjutnya trend global atas konsolidasi industri, berita mengenai
merger dan akuisisi internasional praktis merupakan kenyataan sehari-hari.
Apabila merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala
ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini
karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses
penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses
penilaian perusahaan.
G.
Internasionalisai Pasar modal
Faktor yang mungkin banyak
menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional dikalangan
eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi dan
para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal diseluruh
dunia. Data statistic memperlihatkan bahwa dalam arus modal lintas batas Negara
telah melonjak naik menjadi lebih dari 20 lipat sejak tahun 1990. Sementara
itu, nilai penawaran sekuritas internasional telah melonjak lebih dari 4 kali
lipat dalam periode yang sama dan saat ini telah melampoui nilai lebih dari 1,5
triliun dolar. 3 wilayah dengan pasar modal terbesar adalah wilayah benua
Amerika, Asia Pasifik dan Eropa.
Sumber :
Frederick D.S.
Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba
Empat,2005.